Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Hermansyah, mengatakan kawasan smart farming pertama berlokasi di Trimomukti, Candipuro. Infrastruktur pendukung telah siap agar program itu berjalan optimal.
“Lampung akan menjadi model bagi daerah lain dalam menerapkan smart farming secara terpadu,” ujarnya.
Untuk mendukung kawasan percontohan, pemerintah menggandeng PLN menghadirkan infrastruktur listrik berbasis solar cell. Sistem itu memungkinkan energi terbarukan mengalir tanpa kabel.
Pemanfaatan listrik bukan hanya untuk irigasi, tetapi juga untuk peralatan modern, seperti traktor listrik, combine harvester listrik, hingga stasiun pengisian baterai kendaraan. “Listrik sebagai tenaga utama, membuat biaya produksi bisa tertekan hingga 70 persen. Ini membuat pertanian lebih efisien,” kata dia.
Smart farming tidak hanya fokus di Lampung Selatan. Pemerintah menyiapkan skema paralel di beberapa kabupaten lain, seperti Lampung Timur dan Lampung Tengah. Masing-masing wilayah akan memiliki area demplot sekitar 1.000 hektare sebagai tahap awal pengembangan.
“Setiap kabupaten akan menyesuaikan kapasitas lahannya. Targetnya seluruh Lampung menerapkan smart farming bertahap,” kata Hermansyah.
Selain pertanian modern, pemerintah merancang pengembangan agrowisata di area percontohan Lampung Selatan. Konsep itu bisa menarik wisatawan sekaligus memperkenalkan teknologi pertanian terbaru kepada masyarakat.
Dia menambahkan universitas dari berbagai daerah juga akan terlibat. Mereka berperan dalam riset dan pengembangan teknologi yang mendukung smart farming. “Kolaborasi riset sangat penting agar inovasi terus berkembang dan bisa diterapkan di lapangan,” jelasnya.
Pendanaan dan Investor Asing
Alokasi anggaran smart farming berasal dari APBD dan dukungan tanggung jawab sosial perusahaan. Pemerintah juga membuka peluang investasi dari luar negeri.
Meski begitu, investor masih menunggu hasil dari percontohan di Lampung Selatan. Jika terbukti sukses, peluang investasi bisa meningkat. “Kami mengundang investor dari China dan Rusia untuk melihat peluang ini,” kata dia.
Menurut dia, smart farming mampu menjawab tantangan lama sektor pertanian, mulai dari produktivitas rendah hingga biaya operasional tinggi. Melalui digitalisasi, sensor satelit, dan mesin berbasis listrik, Lampung menjadi pusat pertanian berkelanjutan nasional.
“Smart farming akan membuat petani bisa panen lebih sering, produksi meningkat, biaya menurun, dan kualitas hasil terjaga,” katanya.
(B8-DeZ)
Posting Komentar